Desa latonro memang terbelakang
kalau dilihat dari perspective masyarakat modern, yang kerapkali diasosiasikan
kedalam masyarakat kota “orang kota”. Masyarakat dimana manusia-nya
berpendidikan diatas rata-rata, bekerja di perusahaan, buruh industry, kantor
pemerintah, swasta, dsb. Berbagai varian kebutuhan sandang, pangan, dan papan
tersedia dengan memadai, bahkan lebih dari cukup. Nah, bagaimana dengan
masyarakat latonro “desa”, wilayah dibagian utara Kabupaten Bone, Sulawesi
Selatan, atau lebih tepatnya di pesisir pantai teluk Bone.
Saya (penulis) mencoba untuk
mendeskripsikan dengan sederhana keadaan desa Latonro, beberapa hari yang lalu
saya tiba di desa ini, turun dari sebuah perahu motor, atau “Taxi” demikian
istilahnya. pertanyaan pertama yang muncul setelah menginjakkkan kaki diatas
tanah ini adalah “tuhan punya rencana apa untuk ini semua” (maaf agak lebbay).
Desa ini kurang lebih berpenduduk
500 KK, dengan komoditi andalannya adalah Kepiting, Udang, dan Sango-sango.
Mayoritas penduduknya, berprofesi sebagai penambak, selebihnya “pengangguran”.
Hanya memiliki sebuah SD Inpres, sedangkan SMP, dan SMA berada di kecamatan
yang kurang lebih jaraknya 11 kilometer, dan harus ditempuh melalui jalur
sungai, karena tidak ada akses kendaraan darat (Mobil, dan Sepeda Motor). Jadi
dapat dibayangkan sendiri bagaimana kualitas pendidikan generasi muda
Latonro.
Berbicara tentang Latonro hari
ini, kurang bijak rasanya kalau kita tidak mencoba membandingkan Latonro di
masa lampau. Kenapa demikian?, karena penulis percaya bahwa apa yang terjadi
dengan strukur sosial masyarakat hari ini, itu tidak pernah lepas dari berbagai
pengaruh dan keadaan di masa lalu (sejarah). Belum banyak data dan informasi
yang telah penulis ketahui, namun ada beberapa kisah yang oleh diceritakan
beberapa warga setempat mengenai Latonro di masa lalu, yang menurut hemat
penulis berkaitan dengan struktur sosial hari ini. Salah satunya iyalah,
Latonro merupakan gerbang masuknya kapal dagang ke pelabuhan Pallime ( tetangga
desa Latonro), dari cerita ini. Kita dapat melakukan simulasi sejarah, dan
menarik asumsi sederhana bahwa awal masuknya modernisasi di tanah cenrana itu
dimulai dari Latonro. Bagaimana sepakat??? Atau tidak percaya??? Kalau tidak
percaya, silahkan kembali ke masa lalu.
0 komentar:
Posting Komentar