AD (728x60)

Sabtu, 30 Agustus 2014

Profil Desa Pallime

Share & Comment

Legenda Desa Pallime
                
Pada suatu hari di dalam daerah lingkungan kekuasaan Petta Dulunna Ajangale terdapat kaum penjahat yang mengadakan keonaran dan mengganggu ketertiban masyarakat. Maka sebagai ganjaran terhadap perbuatannya oleh Petta Dulunna Ajangale mengusir orang-orang pengacau tersebut.

Kemudian kelompok pengacau tersebut meninggalkan daerah lingkungan kekuasaan Petta Dulunna Ajangale dan lari ke jurusan tmur. Dikarenakan Petta Dullunna Ajangale khawatir kalau-kalau masih ada pengacau yang masih bersembunyi di daerahnya, beliau lalu menginstruksikan kepada sebagian pasukannya untuk mencari para pengacau tadi ke arah timur dimana mereka lari. Akhirnya pasukan tersebut tiba pada satu daerah dimana ditemukan orang di sungai yang sedang menimba air ddari perahunya kemudian ditumpahkan ke sungai, kegiatan tersebut dalam bahasa bugis adalah “PALLIME”.


Dusun 3 (Laopo)

Kondisi Geografis
Desa Pallime terletak di sebelah barat Desa Ajallase dan Nagauleng Kecamatan Cenrana Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan dengan batas – batas sebagai berikut :

Ø Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Cakkeware
Ø Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Latonro
Ø Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Ajallase dan Nagauleng
Ø Sebelah Timur berbatasan Dengan Desa Pusungnge

Jarak Ibu Kota Desa Pallime dari Ibu Kota Kabupaten Bone ( ± ) 40 km sedangkan Ibu Kota Desa Padang Timur Jarak Ibu Kota Kecamatan Cenrana ( ± ) 5 Km dan Luas Wilayah Desa Pallime 900,00 hektar yang terdiri dari :
1.    Dusun 1 (Wattang Pallime)
2.    Dusun 2 (Pallime)
        3. Dusun 3 (Laopo)
                
Pasukan tersebut bertanya kepada orang yang menimba air di perahunya, mereka bertanya mengenai pengacau yang sedang diburunya, maka dijawab oleh orang tersebut bahwa orang-orang yang mereka cari itu laoni (Artinya: sudah pergi). Setelah pasukan pemburu tersebut mendapatkan informasi dari orang yang menimba air tadi, maka pulanglah mereka menghadap ke Petta Dulunna Ajangale bahwa pangacau itu pergi ( Laoni ). Lalu Petta Dulunna Ajangale bertanya bahwa dimana informasi tersebut didapatkan. Pasukan itu menjawab bahwa dia mendapatkan dari To Pallime. Mendengar kata To Pallime maka Petta Dulunna Ajangale menganggap bahwa informasi yang diterimanya oleh pasukan itu berasal dari orang yang berdomisili di kampung yang bernama PALLIME, sebab “To” (Tau) berarti orang, sedangkan pengertian “Pallime” (sebenarnya alat penimba air perahu, tapi bias diartikan pula sebagai kegiatan menimba air dari perahunya). Tetapi menurut Petta Dulunna Ajangale “Pallime” itu adalah nama sebuah tempat (kampung) sehingga saat itu nama Pallime diabadikan menjadi nama desa ini.

Topografi Desa


Desa Pallime memiliki sumber daya alam yang berpotensial untuk membangun usaha pertanian dan perikanan karena struktur tanahnya tergolong subur kendatipun masih terdapat tanah tandus atau lahan tidur di daerah tersebut yang tidak dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk bercocok tanam. Pada sore hari, khususnya para nelayan tambak meninggalkan rumah untuk melakukan kegiatan ditambak sampai pagi hari. Sedangkan sarana untuk transportasi juga mengalami kendala selain harus menggunakan katingting untuk kedesa yang satu kedesa yang lain yang merupakan kendaraan Desa Pallime juga jalanan darat yang kondisinya sangat memprihatinkan karena kerusakan jalanan tersebut sangat parah dan berlubang apalagi pada saat hujan terkadang jalanan tertutupi oleh air.

Tingkat Pendidikan Masyarakat
Semangat masyarakat Desa Pallime untuk menyekolahkan anaknya cukup tinggi, di lihat dari anak remaja desa Pallime yang kebanyakan tinggal di luar Desa maupun di kabupaten bone untuk sekolah. Wilayah Desa Pallime untuk saat ini hanya memiliki 3 Sekolah Dasar ( SD ) dan 1 Sekolah Menengah Pertama yang terletak di Dusun 1,2 dan 3. Dan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi seperti SMA dan Perguruan Tinggi maka anak – anak Desa pallime harus melanjutkan di luar Desa Pallime dengan menggunakan katingting dan kendaraan roda dua.
Sedangkan masyarakat yang bisa melanjutkan keperguruan Tinggi masih sangat terbatas akibat banyaknya biaya yang dibutuhkan karena jarak perkuliahan sangat jauh dari wilayah Desa Pallime

Tags: ,

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Popular Content

Recent Posts

Copyright © Cenrana Village | Designed by Templateism.com